USG Kandung Empedu
Merupakan pemeriksaan kandung empedu dengan mengunakan
energi gelombang suara.Dengan pemeriksaan ini, kandung empeduakan tergambar
sehingga kita bisa mengetahui adakah kelainan pada kandung empedu.
a. Persiapan pasien
Pasien di instruksikan untuk puasa
sekitar 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Puasa yang dimaksud adalah puasa makan, jadi pasien boleh minum air
putih.Bila gejalanya akut, pemeriksaan bisa langsung dilakukan. Jika kondisi memungkinkan, pasien bayi jangan
di berikan makan selama 3 jam sebelum dilakukan pemeriksaan (sumber : Manual of Diagnostik Ultrasound).
b. Posisi Pasien
Pasien di posisikan terlentang
senyaman mungkin.Bila di perlukan, pasien dapat diposisikan miringatau decubitus.Jika dengan posisi tersebut
masih sulit dalam mendapatkan gambaran kandung empedu, dapat dilakukan posisi
duduk atau tegak.
c. Pemilihan Tranduser
Tranduser yang biasa digunakan adalah jenis convex.Pemilihan frekuensi tranduser
tergantung keadaan pasien. Jika pasien
gemuk, maka digunakan tranduser dengan frekuensi 3,5 MHz. Namun, jika pasien anak-anak atau orang
dewasa kurus, maka tranduser yang digunakan adalah berfrekuensi 5 MHz (sumber,Manual book Ultrasound).
d. Teknik skening
Lakukan skening transversalsubcostal pada midclavicularline.Kemudian
kita sweeping sampai menemukan
kandung empedu.Jika sudah di dapat, selanjutnya putar tranduser 90° ke arah
kiri sehingga menjadi skening longitudinal
(sumber, Manual book Ultrasound).Lakukan
sweeping untuk mencari gambaran
kandung empedu.Cari gambar kandung empedu yang paling panjang.Jika sudah
mendapatkan gambar kandung empedu, kemudian freeze.
Terkadang,
skening subcostal tidak mampu
menampilkan gambar kandung empedu. Maka
dilakukan skening alternatif, yaitu intercostal. Skening ini dilakukan dengan cara menempelkan
tranduser pada sela-sela
iga. Selanjutnya lakukan pengukuran pada
dinding kandung empedu dan batu.
e. Gambaran USG
kandung empedu
Gambaran hasul
pemeriksaan kandung empedu sangat khas.
Kandung empedu tergambar sebagai suatu struktur unechoic lonjong. Kandung
empedu dikelilingi dinding hiperechoic
yang nantinya akan diukur ketebalannya.
Jika skening dilakukan dengan cara subcostal,
maka kandung empedu seolah-olah di dalam struktur hipoechoic, yaitu hati.
Kandung empedu
mempunyai batas yang tegas. Dinding
kandung empedu tergambar sebagai struktur hiperechoic
yang menhelilingi kandung empedu. Pada
pemeriksaan USG kandung empedu, salah satu bagian yang nantinya di ukur adalah
tebalnya dinding kandung empedu.
Pada skening intercostal, kandung empedu terlihat
diluar hati. Karakteristik kandung
empedu sama dengan posisi skening subcostal. Dalam skening intercostal, mungkin lapangan gambar tidak terlalu luas karena
tertutup bayangan akuistik dari
tulang iga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar