Kamis, 23 Januari 2014

Teknik Pemeriksaan HSG


Anatomi
Uterus :
Terdapat dalam rongga panggul, bentuknya seperti buah peer, panjang 6,5 cm – 6 cm dan tebal 2,5 cm – 4 cm. Uterus terletak di belakang kandung kencing dan di depan rectum. Uterus terdiri dari fundus uteri yang merupakan bagian terbesar, dan ismus uteri yang menghubungkan korpus dan serviks. Kanalis servikalis berbentuk spindle, panjangnya 2 cm – 3 cm. Biasanya pada nullipara ostium uteri eksterna terbuka hanya 0,5 cm. Beberapa posisi uterus ,antara lain: Antefleksi, rofleksi, teversi, dan retroversi .
Rahim retrofleksi merupakan salah satu bentuk anatomi yang normal, dimana rahim melengkung ke belakang ke arah punggung, sementara rahim biasanya (antefleksi) tegak ke atas atau melengkung ke depan. Kondisi ini terdapat pada 20% wanita.

Saluran telur (tuba uterina):

Merupakan saluran membranosa yang mempunyai panjang kira-kira 10 – 12 cm. Terdiri dari 4 bagian yaitu:
a.       Pars interstisialis, yaitu bagian yang menempel pada dinding uterus .
b.      Pars ismika, merupakan bagian medial yang menyempit seluruhnya .
c.       Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar .
d.      Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria.
Ovarium:
Terletak dalam fosa ovarika, terdapat dua buah di kanan dan kiri dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum. Ukuran normal ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebal 0,6 – 1,5 cm.


Indikasi pemeriksaan Histerosalpingografi adalah :
  1. Menentukan keberhasilan tindakan operasi sterilitas,
  2. Sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat normal tuba (paten tidaknya tuba),
  3. Fibronyoma pada uteri,
  4. Hypoplasia endometri,
  5. Perlekatan-perlekatan dalam uterus,adenomiosis.
  6. Abortus berulang : Gambaran mengenai kelainan bawaan pada kavum uteri.
  7. Hydrosalphinx : Tuba yang melebar, berisi cairan dan non paten
  8. Neoplasma  : Terdapat tumor dan metastase pada dinding uterus
  9. Salfingitis  :  Peradangan pada daerah mulut rahim.
Teknik Pemeriksaan HSG
Sebaiknya pemeriksaan HSG dilaksanakan pada masa Subur / Fertile efektifnya yaitu 10 hari setelah HPHT (Hari Pertama Haid Terahir). Akan tetapi pada prakteknya tidak pasti sperti itu. Untuk pasien dengan siklus haid Normal ( Haid 7 hari) maka pemeriksaan dilakukan 9-12 hari setelah haid pertama. Dan untuk pasien dengan  siklus haid tidak Normal maka pemeriksaan dilakukan 3-4 hari setelah haid selesai
2. Persiapan Pasien
Persiapan penderita untuk pemeriksaan HSG adalah sebagai berikut :
1.                  Penderita sejak hari pertama menstruasi yang terakhir hingga hari ke 9-10 tidak diperkenankan melakukan persetubuhan (koitus) terlebih dahulu.
2.                  Pada pemeriksaan sebaiknya rektum dalam keadaan kosong, hal ini dapat dilakukan dengan memberi penderita tablet dulcolak suposutoria beberapa jam sebelum pemeriksaan atau sebelum lavemen.
3.                  Untuk mengurangi ketegangan dan rasa sakit, atas perintah dokter penderita dapat diberi obat penenang, dan anti spasmodik.
4.                  Sebelum pemeriksaan yang dilakukan penderita untuk buang air kecil terlebih dahulu untuk menghindari agar penderita tidak buang air selama jalannya pemeriksaan sehingga pemeriksaan tidak terganggu dan berjalan lancar.
5.                  Berikan penjelasan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan, serta jalannya pemeriksaan agar pasien merasa aman dan tenang sehingga dapat diajak kerjasama demi kelancaran pemeriksaan.
3. Media Kontras
Pemasukan media kontras bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan HSG Set dan dengan Katerer. Media kontras yang dipakai adalah media kontras positif jenis Iodium water soluble yang sering digunakan adalah Urografin 60%, Urografin 76 %.
 
4. Alat dan Bahan
a. Steril
•Kateter dengan ukuran 8 dan 10
•Korentang
•Spekulum
•Long forcep
•Colby adaptor
•Extention tube
•Balon kateter
•Media kontras
•Spuit 20 cc dan 3 cc
•Duk dan handscoen
•Kassa steril
•Obat antiseptic
•Larutan desinfektan (alcohol, betadine)
•Bengkok
•Mangkuk

b. Non Steril
•Pesawat sinar-x
•Keranjang sampah
•Kaset dan film 24 x 30
•Grid/lysolm
•Marker

Teknik Radiografi
            1          Pemasukan Media Kontras
  • Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
  • Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan kateter masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
  • Spuit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah satu ujung kateter, sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu dengan media kontras sampai lumen kateter penuh.
  • Dengan bantuan long forcep, kateter dimasukan perlahan ke ostium uteri externa
  • Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai balon mengembang diantara ostium interna & externa, balon ini harus terkait erat pd canalis servicalis, kemudian spekulum dilepas.
  • Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
  • Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
  •  Balon dikempeskan dan kateter dapat ditarik secara perlahan
Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina dibersihkan.

            2.         Proyeksi
            Untuk pemasukan media konrad dengan HSG set maupun kateter proyeksi yang digunakan sama. Foto diambil dengan proyeksi sebagai berikut.
·                     AP Plan foto
·                     AP dengan Kontras
·                     Oblik dengan Kontras
·                     AP Post miksi
1.                  Proyeksi AP
Proyeksi AP ini digunakan untuk plan foto, proyeksi setelah dimasukannya media kontras,dan post miksi. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien : pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan untuk plan foto dan post miksi, lakukan posisi Lithotomi saat pemasukan HSG Set atau kateter dan untuk proyeksi AP setelah pemasukan media kontras.

Posisi Objek : Daerah pelvis true AP dan atur MSP tbuh pada pertengahan kaset atau meja pemeriksaan. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray  : Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis phubis



2.                  Proyeksi Oblique
Proyeksi Oblique ini digunakan untuk proyeksi setelah dimasukannya media kontras pada vagina. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien: Pasien tidur semi supine ke salah satu sisi tubuh (LPO atau RPO)
Posisi Objek : Atur daerah pelvis posisi oblik kira-kira 45 derajat. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray  : Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis pubis
- RPO : 2 cm kearah kiri dari MSP
- LPO  : 2 cm kearah kanan dari MSP

Kriteria radiograf:
Hal berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
·                     Daerah panggul 2 inci (5 cm) di atas simfisis pubis terpusat pada film radiografi
·                     Semua media kontras terlihat, termasuk setiap daerah “tumpahan”
·                     Sebuah skala pendek dari kontras pada radiografi

3.         AP Post Miksi/Post Void

Setelah  Buang  air kemih(Post Voiding)-kontras  sebagian menyebar  kedalam  rongga pinggul dan sebagian masih tampak  kontras  masih  tertahan  dalam    tuba  fallopi  kanan
Kriteria Radiografi
•Daerah 5 cm di atas simphisis pubis harus berada pada pertengahan kaset.
•Semua media kontras harus termasuk juga beberapa daerah “spill”.
•Gambar radiograf harus menunjukkan sedikit skala kontras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar